yang tidak dapat terucap namun selalu ku rasakan..

Butiran air mataku jatuh seketika memecahkan lamunanku saat itu. Segera mungkin aku mengusap pipi ku dengan tanganku sendiri, tidak ada ia lagi yang dulu melakukannya untukku. “Fuuuuuhhhhh”.. ku hembuskan nafas, pikiranku kacau sampai hari ini, bahkan di dalam ramai nya suasana dalam bus kota yang penuh sesak pengap akan manusia yang berjejal mencari nafkah diriku masih diselimuti oleh kegalauan saat memasang headset dan memutar lagu favorite kami berdua when you love someone milik Endah and Rhesa. Pikiranku melayang terulang saat dimana lima tahun lalu awal pertemuan kita di sebuah toko buku di pusat perbelanjaan ibu kota, yang membuatku langsung menyunggingkan senyum merekah. “eh sorry” kata yang terucap di bibir kami berdua ketika kami hampir bertabrakan saat aku ingin mengambil comic favoritku di salah satu lorong toko buku. Tak hanya berhenti disitu, ternyata dia diam-diam melirik buku apa yang aku cari. Mataku masih berputar diantara tumpukan comic-comic itu namun tak satu...