PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIAN
PROSES
PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL, DAN PARADIGMA PENELITIAN
A. Proses Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif,
masalah yang dibawa peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti memasuki lapangan. Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan
penelitian :


Meneliti adalah mencari data yang
teliti dan akurat. Untuk itu peneliti melakukan instrument penelitian.
Instrumen untuk pengumpulan data dapat berbentuk test dan nontest (kuesioner,
observasi, dan wawancara).
Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis
yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan
statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan
inferensial.



B. Masalah
1.
Masalah dan Cara
Pemecahannya
Seperti
yang telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan guna
mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Setiap
penelitian yang akan dilakukan selalu berawal dari masalah. Walaupun diakui
bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam
proses penelitian (Tuckman, 1988:25). Bila dalam meneliti telah dapat menemukan
masalah yang betul-betul masalah, maka pekerjaan penelitian 50% telah selesai.
HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN MEMILIH MASALAH DAN CARA
PEMECAHANNYA
Ketepatan Masalah
|
Ketepatan Cara Pemecahan
|
Masalah
benar
Masalah
benar
Masalah
salah
Masalah
salah
|
Cara pemecahan
benar
Cara pemecahan
salah
Cara pemecahan
benar
Cara pemecahan
salah
|
2. Sumber Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai
penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi.
Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila
terdapat hal-hal berikut :
a
Terdapatnya
penyimpangan antara pengalaman dengan pernyataan. Contoh: Orang yang biasanya
menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus pindah ke bidang bisnis.
b
Terdapat
penyimpangan terhadap apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
Contoh: Sesuatu
yang direncanakan akan mendapat keuntungan yang tinggi, tetapi kenyataannya
tidak.
c
Ada
pengaduan. Dalam suatu organisasi bisnis yang tadinya tenang tidak ada masalah
ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun layanan yang
diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi itu.
d
Ada
kompetisi. Adanyanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah
besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerjasama. Misalnya semula hanya ada
satu perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu, ternyata muncul
perusahaan yang lain yang memunculkan produk yang sama dengan merk yang
berbeda.
3. Rumusan Masalah yang Baik
Freankel dan Wallen (1990 : 22)
mengemukakan bahwa masalah penelitian yang baik adalah :
a
Masalah
harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya
melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b
Masalah
harus jelas, yaitu semua orang memberikan presepsi yang sama terhadap masalah
tersebut.
c
Masalah
harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah itu harus memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah kehidupan manusia.
d
Masalah
bersifat etis, yaitu penelitian tidak berkenaan tentang hal-hal yang bersifat
etika, moral, nilai-nilai keyakinan, dan agama. (ini hanya berlaku untuk
penelitian kuantitatif karena sulit mengukur).
4.
Bentuk- Bentuk
Rumusan Masalah Penelitian
a
Rumusan Masalah
Deskriptif
Adalah
suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih.
Penelitian
Deskriptif merupakan penelitian yang populer dalam bidang bisnis (Emory, 1985).
Peneliti
yang bermaksud mengetahui potensi pasar, kemampuan daya beli terhadap barang
tertentu, kepuasan dan keloyalitas konsumen adalah contoh penelitian
deskriptif.
b
Rumusan Masalah
Komparatif
Adalah
suatu pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu
variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Beberapa contoh
rumusan masalahnya:
-
Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
-
Adakah perbedaan jumlah penjualan antara mobil sedan dan niaga?
-
Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan Bank Indonesia?
c
Rumusan Masalah
Asosiatif
Adalu
pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable
atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu:
I.
Hubungan
Simetris
Adalah
suatu hubungan antara dua variable atau lebih yang kebetulan munculnya
bersamaan. Contoh: “Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan
tingkat manisnya buah?”.
II.
Hubungan
Kausal
Adalah
hubungan yang bersifat sebab akibat. Disini ada variable independen (variable
yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Contoh: “Seberapa besar pengaruh
tata ruang toko g terhadap jumlah penduduk?”
III.
Hubungan
Interaktif/ Resiprocal/ Timbal Balik
Adalah
hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variable
independen dan dependennya. Contoh: “ Hubungan antara motivasi dan prestasi.
Disini dapat dinyatakan motivasi saling mempengaruhi prestasi dan juga prestasi
mempengaruhi motivasi”.
Berdasarkan uraian diatas, maka
bentuk-bentuk rumusan masalah dapat digambarkan sebagai berikut :

C. Variabel Penelitian
1.
Pengertian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,kemudian ditarik
kesimpulannya. Secara teoritis
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek yang
lain (Hatch dan Farhady, 1981).
Dinamakan variabel karena ada
variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variabel.
Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber
data atau obyek yang bervariasi.
Kerlinger
(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan
sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different
values). Selanjutnya Kidder (1981) menyatakan bahwa variabel adalah suatu
kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
2.
Macam-macam
Variabel
Menurut
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel Independen: sering
disebut sebagai variabel stimulus,prediktor,actecedent.
Dalam
bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
b. Varibel Dependen: sering disebut sebagai variabel
output,kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanyavariabel bebas.
c. Varibel Moderator: adalh variabel
yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antar variabel
independen dan dependen. Variabel disebut juga sebagai varibel independen ke
dua.
d. Variabel intervening: adalah variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan
variabel penyela/antara yang terletak di antara veriabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.
e. Varibal kontrol: adalh variabel yang dikendalikan
atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel indepanden terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering
digunakan peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan
melalui penelitian eksperimen.
Untuk dapat menentukan kedudukan
variabel independen, dan dependen, moderator, intervening atau variabel yang
lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis yang mendasari
maupun hasil dari pengamatan yang empiris di empat penelitian. Dalam penelitian
kualitatif hubungan antara semua variabel tersebut akan diamati, karena
penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan,
tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic).
D. Paradigma
Penelitian
Dalam penelitian
kuantitatif/positivisik, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala
itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat),
maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa
variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut
selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian atau model penelitian.
Jadi paradigma penelitian dalam hal
ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang
perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan
digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma atau model
penelitian kuantitatif khususnya untuk
penelitian survey seperti gambar berikut:
1.
Paradigma
Sederhana
Paradigma
penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dnan dependen. Hal ini
dapat digambarkan seperti gambar 2.7 berikut.
|

|
r
Gambar 2.7 Paradigma Sederhana
X= Kualitas Alat Y=
Kualitas Barang Yang Dihasilkan
Berdasarkan paradigma tersebut, maka kita dapat
menentukan:
a. Jumlah
rumusan masalah deskriptif ada dua,
dan asosiatif ada satu yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif
(dua)
a) Bagaimana
X ? (Kualitas alat)
b) Bagaimana
Y ? (Kualitas barang yang dihasilkan).
2. Rumusan masalah asosiatif/hubungan
(satu)
a)
Bagaimanakah
hubungan atau pengaruh kualitas alat
dengan kualitas
barang yang dihasilkan
barang yang dihasilkan
b.
Teori
yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang alat-lat kerja dan tentang kualitas
barang.
c.
Hipotesis
yang dirumuskan ada dua macam hipotesis
deskriptif dan hipotesis asosiatif (hipotesis
deskriptif sering tidak dirumuskan).
1.
Dua
Hipotesis Deskriptif
a)
Kualitas alat yang digunakan oleh
lembaga tersebut telah mencapai 70% baik
b)
Kualitas yang dihasilkan oleh lembaga
tersebut telah mencapai 99% dari yang diharapkan
2.
Hipotesis Asosiatif
Ada
hubungan yang positif dan signifikan secara kualitas alat dengan kualitas
barang yang dihasilkan. Hal ini berarti bila kualitas alat ditingkatkan, maka
kualitas barang yang dihasilkan akan menjadi semakin tinggi (kata signifikan
hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil)
d. Teknik analisis Data
Berdasarkan rumusan masalah dan
hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan teknik statistik yang
digunakan untuk analisisdata dan menguji hipotesis.
1)
pengujian hipotesis menggunakan t-test
one sampel.
2)
Untuk hipotesis asosiatif, bila data
kedua variabelberbentuk interval atau ratio, maka menggunakan teknik Statistik
Kolerasi Product Moment (lihat pedoman umum memilih teknik statistik untuk
pengujian hipotesis).
2. Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam
paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih
sederhana. Paradigma
sederhana, menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan suatu
variabel dependen secara berurutan.
3.
Paradigma
Ganda dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigma ini
terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigma ini
terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif.
4. Paradigma Ganda dengan Tiga
Variabel Independen
Dalam paradigma ini
terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu dependen (Y). Rumusan
masalah deskriptif ada empat dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk
yang sederhna ada enam dan yang ganda minimal
5.
Paradigma
Ganda Sederhana dengan Dua Variabel Dependen
Paradigma ganda dengan
suatu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan
antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik kolerasi sederhana. Demikian
juga untuk Y1 dengan Y2. Analisis regresi juga dapat digunakan disini.
6.
Paradigma
Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam paradigma ini
terdapat dua variabel independen (X1, X2) dan dua variabel dependen (Y1 dan
Y2). Terdapat empat rumusan masalah deskriptif dan enam rumusan masalah
hubungan sederhana. Kolerasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.
7.
Paradigma
Jalur
Paradigma jalur. Teknik
analisis Statistik yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur).
Analisis dilakukan dengan menggunakan kolerasi, regresi dan jalur, sehingga
dapat diketahui untuk sampai pada variabel dependen terakhir, harus lewat jalur
langsung, atau melalui variabel intervening. Dalam paradigma itu terdapat empat rumusan masalah deskriptif, dan
enam rumusan masalah hubungan jalur.
E. Menemukan Masalah
Pada dasarnya setiap orang memiliki
masalah, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah akan di masalahkan oleh
orang lain. Mungkin hanya orang yang tidak waras yang tidak mempunyai masalah.
Untuk menemukan masalah bukanlah pekerjaan mudah, untuk menemukan masalah dapat
di lakukan dengan cara melakukan analisis masalah, yaitu dengan pohon masalah.
Dengan analisis masalah melalui pohon masalah ini, maka permasalahan dapat di
ketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak penting.
Melalui analisis masalah ini juga dapat di ketahui akar-akar permasalahannya.
Dalam melakukan analisis masalah
pelayanan dapat di gunakan konsep pelayanan yang diberikan oleh Parasuraman,
Zaithalm dan Berry (1990). dalam model ini di jelaskan ada 5 gap yang dapat
menjadikan masalah sehingga dapat menimbulkan ke gagalan dalam penjualan
jasa.Lima gap tersebut adalah :
1)
Kesenjangan antara harapan konsumen
dengan persepsi manajemen (kesenjangan 1)
2)
Kesenjangan persepsi manajemen dengan
kualitas jasa (kesenjangan2)
3)
Kesenjangan kualitas jasa dengan
penyampaian jasa (kesenjangan 3)
4)
Kesenjangan penyampaian jasa dengan
komunikasi eksternal (kesenjangan 4)
5)
Kesenjangan jasa yang di terima dengan
yang dipersepsikan (kesenjangan 5)
Berbagai
kesenjangan tersebut dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
1). Kesenjangan
antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen
Kesenjangan antara harapan konsumen dan
persepsi manajemen timbul karena manajemen tidak selalu awas, tidak mengetahui
sepenuhnya apa keinginan konsumen. Misalnya orang kebengkel mobil, tidak saja
ingin mobilnya di rawat, diperbaiki yang benar, tetapi juga ingin jangka waktu
perbaikan jangan terlalu lama, dan ia juga ingin mendapatkan petunjuk tentang
pemeliharaan mobil. Inti masalahnya di sini ialah manajemen tidak mengetahui
apa yang diharapkan konsumen.
2. Kesenjangan
persepsi manajemen dengan kualitas jasa ( Kesenjangan 2)
Manajemen sudah mengetahui keinginana
konsumen, tetapi manajemen tak sanggup dan tak sepenuhnya melayani keinginan
konsumen tersebut. Inti masalahnya adalah pihak manajemen kurang teliti
terhadap detail jasa yang di tawarkan.
3. Kesenjangan
kualitas jasa dengan penyampaian jasa (Kesenjangan 3)
Kata kuncinya di sini adalah manajemen
tidak sanggup menyampaikan jasa secara memuaskan kepada konsumen.
4. Kesenjangan
penyampaian jasa dengan komunitas eksternal (Kesenjangan 4)
Kesenjangan penyampaian jasa dengan
komunikasi eksternal dapat terjadi akibat perbedaan antara jasa yang di berikan
dan janji-janji yang di obral dalam iklan, brosur atau media promosi lainnya.
Masalahnya disini adalah bahwa iklan atau promosi lainnya yang di
komunikasikaan tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Kesenjangan
jasa yang di terima dengan yang di persepsikan (Kesenjangan 5)
Kesenjangan jasa yang di alami atau di
persepsi dengan jasa yang di harapkan merupakan gap yang sedang terjadi yaitu
jasa yang di terima oleh konsumen, tidak sesuai yang mereka harapkan. Dia
mengharapkan pelayanan yang baik, ternyata kenyataanya tidak.
“PERTANYAAN”
1)
Apakah yang
dimaksud dengan masalah penelitian? Apakah ada perbedaan antara masalah
penelitian dan masalah yang bukan penelitian?
2)
Jelaskan
sumber-sumber yang dapat kita gunakan untuk memperoleh masalah penelitian?
3)
Mengapa penelitian
kuantitatif menggunakan analisis statistik? Dan berikan contoh!
4)
Adakah hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen?
5)
Mengapa penelitian
kuantitatif terfokus pada berbagai variabel?
Materi Metode Penelitian. Selesai :)
BalasHapus